Toksisitas Akut Potassium Sianida
Potensi keracunan sianida akut terjadi
karena sianida dalam bentuk hydrogen sianida yang dilepaskan dari garam sianida
(NaCN dan KCN) dengan disertai gejala awal yang sangat cepat pada keracunan
akut. Gejala akan muncul dalam beberapa
detik bila keracunan terjadi melalui inhalasi hydrogen sianida, dan dalam
beberapa menit jika keracunan garam sianida melalui oral. [1]
Efek hipoksia selular merupakan
yang paling terlihat di dalam organ dengan penurunan ATP dan oksigen yang
tinggi dan begitu dini ditemukannya keracunan termasuk CNS non-spesifik dan
beberapa dampak gangguan kardiovaskuler yang diantaranya pusing, sakit kepala,
rasa kebingungan, dan arrrhytmias jantung. [6]
Perubahan pada gradient oksigen di
dalam arteriovenous kemungkinan juga sebagai bukti ketidakstabilan jaringan
terhadap reduksi oksigen. [6]
A.
Inhalasi
Organ sistem pernapasan merupakan
sasaran utama toksisitas akut, kemudian diikuti dengan proses asfiksia sehingga mengakibatkan hipoksia (kekurangan oksigen dalam
darah). Pada paparan dalam dosis rendah, gejala yang umum terjadi adalah sakit
kepala, vertigo, kehilangan kesadaran, dan kesulitan bernapas.Pada tahap awal
ketidaksadaran, diawali dengan kesulitan bernapas yang disebabkan pulmonary
edema pada vena, sehingga mengakibatlkan terjadinya kegagalan jantung.Dalam
beberapa menit jika tidak ada pertolongan medis, berakhir dengan kematian
dimana kulit korban menjadi biru karena kekurangan oksigen dalam hemoglobin. [2] [6]
Sianida dalam bentuk hydrogen mudah
diserap melalui inhalasi.Setelah paparan sianida di atmosfer, jumlah beracun sianida
diserap dengan kecepatan tinggi melalui mukosa bronkial dan alveoli (ATSDR,
1997). Manusia mempertahankan 58% dari hydrogen sianida di paru – paru setelah menghirup gas melalui pernapasan
normal (Landahl & Herrmann, 1950; ATSDR, 1997). [1]
Terdapat beberapa data yang
menjelaskan konsentrasi hydrogen sianida dan dampaknya setelah terjadi kontak
inhalasi pada manusia, meskipun beberapa perkiraan konsentrasi letal telah
dilaporkan.
Tabel 2. Waktu Untuk Kematian Manusia Setelah
Terjadi Paparan Inhalasi
Dosis
|
Waktu
Kematian
(menit)
|
|
mg/m³
|
Ppm
|
|
150
|
135
|
30
|
200
|
180
|
10
|
300
|
270
|
Seketika
|
Jumlah dalam ppm dihitung dari perhitungan:
(24,45 adalah volume molar tekanan dan temperature
standard di udara). [1]
B.
Ingesti
Sianida logam alkali dengan cepat
diserap dari saluran pencernaan. Penyerapan dipengaruhi oleh adanya makanan
dalam usus, pH usus, dan kelarutan lipid dari senyawa sianida di dalam tubuh. [1]
Penyerapan garam sianida anorganik
secara gastrointestinal lebih lambat dibandingkan dengan penyerapan paru atau
secara inhalasi, dan timbulnya gejala tertunda dan keparahan gejala berkurang
dibandingkan dengan inhalasi. Ketika garam sianida sederhana seperti kalium
(potassium) dan natrium sianida tertelan, maka ion sianida bebas dengan cepat
dapat mengikat ion hydrogen untuk membentuk ion hydrogen sianida medium didalam
asam lambung. Pada dasarnya jika semua sianida tertelan sebagai garam sianida
akan berikatan dengan asam lalu membentuk hydrogen di dalam tubuh dan akan cepat
diserap. Namun dalam kasus asupan oral, hanya sebagian dari dosis yang dapat
mencapai tingkat seluler darah karena
sudah mengalami metabolisme toksikan oleh hati (ECETOC, 2004). [1]
Beberapa
garam sianida yang menyebabkan kematian biasanya tidak diketahui melalui dosis
oral pada manusia sehingga sulit untuk dideterminasi. Dosis letal secara akut
untuk hydrogen sianida telah dilaporkan pada rentang 50-90 mg untuk hydrogen
sianida dan 200 mg untuk garam sianida potassium maupun sianida sodium (ekuivalen
pada 81 mg dan 110 mg hydrogen sianida, secara respektif). [6]
C. Mata
Iritasi
langsung muncul pada paparan akut paling lambat 30 sampai 60 menit setelah
paparan.Kebanyakan kasus disebabkan kecelakaan pada saat bekerja sehingga
cairan sianida kontak dengan kulit meninggalkan luka bakar, karena sifat
sianida yang higroskopis terhadap jaringan mukosa pada organ. [3]
D. Kulit
Sianida
bisa jadi diserap melalui daerah kulit yang terluka dan bisa melalui toksisitas
sistemik.Absorbsi pada daerah kulit yang berkeringat bisa saja
terjadi.Abnormalitas pernapasan (termasuk respirasi Cheyne-Stokes),
vasokonstriksi peripheral, dan ekstravasasi cairan dengan disertai koma telah
terbukti pada manusia setelah mengalami kecelakaan khususnya pada potassium
sianida. [6]
Terdapat
keterbatasan data pada kajian toksisitas hydrogen sianida yang menyertai
keracunan ocular.Jelasnya, pola keracunan sianida berhubungan dengan resiko
pola penyerapan substansi toksisitas secara sistemik. [6]
Pustaka:
1. Simeonova,
FinaPetrova. Hidrogen Cyanide And Cyanides: Human Health Aspects. Publications of the World Health Organization can be
obtained from Marketing and Dissemination, World Health Organization, Avenue
Appia, Geneva, Switzerland 2004.
2. Baskin SI, Brewer TG.
Cyanide Poisoning. Chapter. Pharmacology Division. Army Medical Research
Institute of Chemical Defense, Aberdeen Proving Ground, Maryland. USA.
3. Centers for Disease Control and Prevention. The Facts About Cyanides.
New York State Department Of Health. New York. 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika informasi ini bermanfaat, mohon tinggalkan komentar disini...