Selasa, 07 Mei 2013

Sehari di UPT Balai Hiperkes Surabaya

assalammu alaikum warrohmatullohi wabarokatuh...

Salam K3, saudara-saudaraku...

Pada kesempatan ini saya ingin berbagi sedikit pengalaman. Beberapa waktu yang lalu saya dan laskar K3 FKM UNEJ berkunjung ke UPT Balai Hiperkes Surabaya. Disana kami mendapatkan banyak informasi, utamanya mengenai penanganan dan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di daerah provinsi Jawa Timur.

Para ahli disana sebelumnya memberikan kami tutorial tentang cara pengukuran debu, kebisingan, getaran, dan suhu iklim kerja. Kami bisa menyimpulkan bahwa para praktisi disana sudah professional, peralatan operasi yang dimiliki juga cukup lengkap dan sudah canggih. Beliau-beliau jugalah yang mendampingi kami melakkan praktek pengujian pada pengukuran debu, kebisingan, dan suhu lingkungan.

Keistimewaannya dari UPT Balai Hiperkes Surabaya menurut saya adalah adanya Laboratorium Kimia dan Fisika. Sistem bangunan dan ventilasi yang sudah baik, harus saya acungi jempol. Beberapa alat yang sudah error tidak lagi dipakai, sehingga hasil kalkulasi dari peralatan memiliki hasil yang valid. Laboratorium disana

Senin, 06 Mei 2013

Toksisitas Kronis Potassium Sianida


      Paparan kronis sianida mengakibatkan berbagai berbagai non-spesifik efek neurologis yang sama dengan yang dilaporkan menyusul paparan akut. 
A.    Inhalasi
Dalam sebuah penelitian, pekerja yang terpapar secara kronis (durasi tidak ditentukan) sampai 15 ppm hydrogen sianida dilaporkan terdapat berbagai efek termasuk kelelahan, pusing, sakit kepala, gangguan tidur, tinnitus, dan parathesias. Penemuan serupa juga dilaporkan dalam studi lain dan juga termasuk penurunan daya ingat dan/atau kemampuan penglihatan sekitar 31,5% dari pekerja. Konsentrasi sidrogen sianida bagaimanapun juga tidak spesifik. Bentuk gangguan saraf telah dilaporkan untuk mengidentifikasikan adanya keracunan kronis pada hydrogen sianida. 

Toksisitas Akut KCN


Toksisitas Akut Potassium Sianida
Potensi keracunan sianida akut terjadi karena sianida dalam bentuk hydrogen sianida yang dilepaskan dari garam sianida (NaCN dan KCN) dengan disertai gejala awal yang sangat cepat pada keracunan akut.  Gejala akan muncul dalam beberapa detik bila keracunan terjadi melalui inhalasi hydrogen sianida, dan dalam beberapa menit jika keracunan garam sianida melalui oral. [1]
Efek hipoksia selular merupakan yang paling terlihat di dalam organ dengan penurunan ATP dan oksigen yang tinggi dan begitu dini ditemukannya keracunan termasuk CNS non-spesifik dan beberapa dampak gangguan kardiovaskuler yang diantaranya pusing, sakit kepala, rasa kebingungan, dan arrrhytmias jantung. [6]

Paparan Potassium Sianida (KCN)



A.    Inhalasi
Sianida cepat diserap melalui saluran pernapasan dan juga menimbulkan reaksi yang cepat dibandingkan dengan paparan melalui organ lainnya. Biasanya pekerja dapat terpapar melalui inhalasi selama operasi fumigasi dan produksi yang menggunakan sianida dalam berbagai proses industri, misalnya; electroplating (penyepuhan) emas dan perak, pengerasan baja, dan ekstraksi emas dan perak dari bijih. 2
Sisa pembakaran produk sintesis yang mengandung karbon dan nitrogen seperti plastik akan melepaskan sianida. Rokok juga mengandung sianida, pada perokok pasif ditemukan sekitar 0.06µg/mL sianida dalam darahnya, sementara pada perokok aktif ditemukan sekitar 0.17 µg/mL sianida dalam darahnya. HCN sangat mudah diabsorbsi oleh paru. Nilai ambang batas minimal HCN adalah 2-10 ppm, tetapi angka belum dapat memastikan konsentrasi sianida yang berbahaya bagi orang disekitarnya. 2 
B.     Ingesti