Rabu, 15 Mei 2013

Toksikologi Aluminium


Toksikologi Aluminium
A.      Sifat Umum
·         Nomor atom 13 dan berat atom 26,98 gram per mol
·         Titik lebur 660,4 oC, dan titik didih 2467 oC
·         Aluminium juga bersifat amfoter
·         Logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi
·         Aluminium sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O3.
·         Suatu logam yang lunak, mudah ditekuk(malleable), dan silver colored
·         Konduktor panas dan listrik yang sangat baik
·         Dalam alam (kerak bumi), aluminium ditemukan dalam bentuk persenyawaannya (dengan logam besi dan silikat)
·         Biji logam aluminium (ores for extraction) mengandung kurang lebih 55% alumina; titik didih = 24500C, titik leleh 6600C
·         Pada suhu 1800, alumunium akan dioksidasi dengan cepat oleh air.
·         Dapat diserang oleh larutan HCl pekat dan encer, asam sulfat asam peklorat yang pekat dan panas, serta alkali kuat, Bauxite mengandung 30-75% Al2O3, 9-31% H2O, 3-25% Po2O3, 2-9% SiO2, dan 1-3P TiO2.


B.      Penggunaan Aluminium
Logam panduan, peralatan dapur, bahan kontruksi bangunan, kapal, kendaraan bermotor dan pesawat udara
Pakaian pelindung (cladding), bahan pembungkus makanan dan minuman, bahan pembungkus obat, salep, pasta gigi, dan shaving cream, pigmen cat dan lapisan pelindung (bentuk bubuk)
Magnit, komponen kabel listrik dan lain-lain.

C.      Bahaya Aluminium
·         Tidak beracun dan tidak mudah terbakar kecuali dalam bentuk bubuk
·    Sedikit diserap oleh mukosa usus, dan eliminasi aluminium melalui ginjal yang normal berlangsung dengan cepat sehingga kadarnya dalam jaringan tubuh adalah rendah
·        Bubuk aluminium murni dapat meledak bila kontak dengan nyala api
·     Bila bubuk aluminium kontak dengan air, asam atau alkali, maka akan terbentuk gas hidrogen yang sangat mudah terbakar
·     Bila aluminium terbakar dalam udara, maka akan membentuk suatu campuran yang terdiri dari nitrida dan oksida aluminium
§  4Al + 3O2 à 2Al2O3                          (oksida)
§  2Al + N2   à 2AlN                             (nitrida)
·         Aluminium yang terbakar dapat bereaksi dengan air, karbon dioksida dan karbon tetraklorida
§  2Al + 3H2O à Al2O3 +3H2
§  4Al + 3CO2 à 4AlCl3 +3C
§  2Al2O3 +3CCl4 à 4 AlCl3 + 3CO2

D.      Nilai Ambang Batas Aluminium
       Logam aluminium dan oksidanya
                                10 mg/m3
       Bubuk aluminium
                                5 mg/m3
       Alumium wedding fumes
                                5 mg/m3
       Garam-garam aluminium larut dalam air
                                2 mg/m3

E.       Toksisitas Aluminium Oxide (Al2O3)
1.       Sinonim: Alumina
2.       Bentuk  : Bubuk berwarna putih
3.       Fisik       : terdapat 6 macam oksida aluminium bentuk kristal, dan   oksida-oksida tersebut adalah sebagai berikut:
Gibsite (alpha-Al2O3 .3H2O)
Bayerite (beta-Al2O3 .3H2O)
Boehmite (alpha-Al2O3 .H2O)
Diaspore (beta-Al2O3 . H2O)
Gamma alumina (gamma-Al2O3),
Corondum (alpha-Al2O3),
4.       Toksisitas
  Nuisance dusts adalah debu-debu yang tidak menyebabkan fibrosis paru,
  Mengganggu kenikmatan kerja
  Debu-debu ini dahulu disebut insert dust, namun istilah inert dust ini adalah kurang tepat karena tidak ada debu yang sama sekali tidak menimbulkan reaksi selluler sehingga istilah “inert” tidak dipakai lagi
  Reaksi jaringan paru terhadap penghirupan debu-debu, yang hanya mengganggu kenikmatan kerja adalah
Ø  Susunan saluran pernapasan tetap utuh (remians intact)
Ø  Tidak terbentuk jaringan parut (scar tissues)
Ø  Reaksi jaringan yang dapat pulih kembali (reversible tissue reaction)

F.       Bubuk Aluminium (Aluminium Powder)
1.       Sinonim        : pyro powder
2.       Bentuk fisik                : flake powder (flake = serpih)
3.       Sifat-sifat     :
Ø  berat jenis = 2,70
Ø  Titik leleh = 6600C
Ø  Titik didih = 24500C
Ø  Mudah larut dalam larutan asam klorida encer atau asam sulfat
Ø  Hampir tidak larut dalam asam nitrat atau asam asetat
Partikel debu bersifat inert
4.       Toksisitas
Ø  Kemampuan debu aluminium untuk bisa masuk ke dalam paru tergantung dari besar kecilnya partikel tersebut.
1.       berukuran diameter 5¬10 mikron (1 mikron = 1/1000 milimeter), akan tertahan dan melekat pada dinding saluran pernafasan bagian atas.
2.       berukuran 3-5 mikron akan masuk lebih dalam dan tertimbun pada saluran nafas bagian tengah.
3.       Partikel debu berukuran 1-3 mikron akan masuk lebih dalam lagi sampai ke alveoli
Ø  Pada pemeriksaan radiologi, mungkin dapat ditemukan fibrosis paru dan pneumothorax (kadang-kadang)
Ø  Pada pemeriksaan bedah mayat (autopsy), dapat ditemukan generalized interstitial fibrosis, terutama pada paru bagian atas, disertai dengan penebalan dan perlekatan selaput paru, partikel-partikelaluminium dapat ditemukan pada jaringan yang mengalami fibrosis
Ø  Kasus kematian karena fibrosis paru akibat pemaparan debu aluminum yang halus (pada kadar yang tinggi) selama 22 tahun pernah dilaporkan

G.     Gejala dan Gangguan Kesehatan Akibat Aluminium
1.       Mengganggu pola tidur, menyebabkan kegugupan, dan juga membawa pada ketidakstabilan emosional
2.       Mengganggu syaraf (sekit kepala & kecerdasan) misal terjadi al-zaimer
3.       Mengganggu sistem pencernaan (menyerap kalsium, kalium, dan fluoride)
4.       Gangguan proses penulangan

H.      Penanganan dan Peyimpanan
1.       Jauhkan dari semua sumber penyalaan
2.       Hindarkan kontak dengan udara yang lembab
3.       Pisahkan dari tempat penyimpanan karbon tetra klorida, karbon disulfida, halogen, asam-asam, dan alkali-alkali
4.       Usahakan agar tidak terjadi timbunan debu
5.       Pakailah APD  (gloves, safety glasses, dan coveralls)
6.       Pisahkan dari bahan-bahan pengoksida
7.       Kebakaran yang disebabkan oleh bubuk alumium dapat dipadamkan dengan bubuk kimia kering atau dengan pasir (Jangan menggunakan air)
8.       Reaksi yang berbahaya dengan:
Ø  oksida-oksida logam àpemanasan àpeledakan
Ø  oksida natrium àpemanasanà peledakan

I.        Pencegahan
a.       Ventilasi tempat kerja yang adekuat
b.      Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan secara berkala termasuk pemeriksaan foto dada
c.       Pemakaian alat pelindung diri (mechanical filter respirator, sarung tangan, kacamata pengaman)
d.      Ketatarumahtanggan perusahaan yang baik (good house keeping)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika informasi ini bermanfaat, mohon tinggalkan komentar disini...